KLB Polio di Aceh, Kemenkes Dorong Percepatan Imunisasi Usia 12-59 Bulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menggencarkan cakupan imunisasi Polio di Indonesia, khususnya di Aceh. Hal ini menindaklanjuti dari temuan satu kasus polio di Kabupaten Pidie pada 9 Oktober 2022.
Dalam imunisasi ini, Kemenkes menyasar usia 12 sampai 59 bulan (dibawah 5 tahun). Dengan memberikan imunisasi 4 tetes dan 1 suntikan, mengingat virus polio, dapat menyerang otot-otot dalam tubuh buat penderitanya lemas bahkan lumpuh.
"Saat ini kami sudah mengikuti melanjutkan imunisasi sampai 59 bulan itu harus mendapatkan dosis polio tetesnya 4 dosis. Dan satu dosis untuk imunisasi suntik," jelas Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes dr. Prima Yosephine, MKM di YouTube Kemenkes yang dikutip, Minggu (4/12/2022)
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa anak dengan polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi, terutama suntik. Maka dari itu, kata dia, Kemenkes mendorong agar para orang tua segera datang ke posyandu untuk imunisasi.
"Mampu melengkapi vaksinasi di anaknya, sehingga kita bisa betul-betul menekan. Terutama vaksin suntik karena polio hanya bisa dicegab dengan suntik," katanya.
Sementara itu, Dr Johanes Eddy Siswanto, Sp. A(K), Phd, dokter anak dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita dalam Siaran Sehat di Radio Kesehatan menjelaskan pemahaman orang tua terkait Polio harus ditingkatkan.
Menurutnya, ada beberapa gejala yang umumnya muncul pada pasien positif polio, seperti demam, rewel, nyeri di bagian tungkai kaki, kaku dileher, diare, hingga muntah-muntah.
"Kalau ada demam berkelanjutan, anak sudah lemas, diare, muntah-muntah, 2 hari tidak ada perbaikan seharusnya segera di ke Fasilitas kesehatan (RS). Agar bisa dideteksi lebih awal dan dicegah, kalau dibiarkan saja bisa mengalami kelumpuhan," ungkapnya.
Lihat Juga: Kemenkes Resmikan PLTS di RS Bekasi, Komitmen untuk Terapkan Prinsip Keberlanjutan di Sektor Kesehatan
Dalam imunisasi ini, Kemenkes menyasar usia 12 sampai 59 bulan (dibawah 5 tahun). Dengan memberikan imunisasi 4 tetes dan 1 suntikan, mengingat virus polio, dapat menyerang otot-otot dalam tubuh buat penderitanya lemas bahkan lumpuh.
"Saat ini kami sudah mengikuti melanjutkan imunisasi sampai 59 bulan itu harus mendapatkan dosis polio tetesnya 4 dosis. Dan satu dosis untuk imunisasi suntik," jelas Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes dr. Prima Yosephine, MKM di YouTube Kemenkes yang dikutip, Minggu (4/12/2022)
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa anak dengan polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi, terutama suntik. Maka dari itu, kata dia, Kemenkes mendorong agar para orang tua segera datang ke posyandu untuk imunisasi.
"Mampu melengkapi vaksinasi di anaknya, sehingga kita bisa betul-betul menekan. Terutama vaksin suntik karena polio hanya bisa dicegab dengan suntik," katanya.
Sementara itu, Dr Johanes Eddy Siswanto, Sp. A(K), Phd, dokter anak dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita dalam Siaran Sehat di Radio Kesehatan menjelaskan pemahaman orang tua terkait Polio harus ditingkatkan.
Menurutnya, ada beberapa gejala yang umumnya muncul pada pasien positif polio, seperti demam, rewel, nyeri di bagian tungkai kaki, kaku dileher, diare, hingga muntah-muntah.
"Kalau ada demam berkelanjutan, anak sudah lemas, diare, muntah-muntah, 2 hari tidak ada perbaikan seharusnya segera di ke Fasilitas kesehatan (RS). Agar bisa dideteksi lebih awal dan dicegah, kalau dibiarkan saja bisa mengalami kelumpuhan," ungkapnya.
Lihat Juga: Kemenkes Resmikan PLTS di RS Bekasi, Komitmen untuk Terapkan Prinsip Keberlanjutan di Sektor Kesehatan
(hri)